Alasan Memilih SMAN 68
Awalnya mulanya, berambisi mendapat nilai terbaik dan menjadi siswi berprestasi adalah hal yang harus aku tekuni dengan sungguh-sungguh, maka semenjak kelas 9 itu lah, perjuanganku dimulai. Saat itu aku belum memiliki tujuan hendak dimana sekolah selanjutnya, namun saat menjalani UNBK dalam keadaan sakit, sesaat ambisiku buyar terganti menjadi pesimis terhadap hasil akhirnya. Merasa pesimis dan tidak punya harapan walau sesekali terlintas bisa saja kejutan nanti datang, hari-hari liburan menunggu hasil pengumuman cukup susah untuk dilewati. Perjuanganku mencapai nilai UN saat itu sudah selesai, maka yang dapat kulakukan hanya berdoa. satu-dua hari hingga akhirnya pengumuman itu tiba, tanpa aba-aba memberi kejutan bahwa di 10 besar nilai tertinggi UNBK di SMPN 77 terdapat namaku di urutan ke lima, kala itu aku tidak tahu lagi bagaimana bisa bersyukur lebih pada Allah SWT.
Beberapa hari sebelum pengumuman tersebut, sudah muncul beberapa pertimbangan atas kebingunganku dimana aku akan bersekolah sehabis ini, dikrenakan kakakku yang belum mendapatkan PTN jalur SNMPTN kemudian perjuangan belajarnya harus berlanjut lagi mengikuti test mandiri di berbagai universitas sampai bergadang belajar soal-soal SAINTEK dan TPA, lalu aku merasa ingin mendapat suasana baru dengan bersekolah di tempat yang jauh untuk melatih kedisiplinanku yang cukup malas, walaupun Abi sudah memberikan masukkan lagi agar bersekolah di tempat yang lebih dekat, Mama tetap memberi dukungan bahwa aku bisa lebih berprestasi lagi di 68 karena ia pun salah satu alumni di angkatan kelulusan tahun 88. Aku masih belum menaruh pilihan yang tepat sesuai keinginanku sampai satu malam kakakku dan abiku bercerita, undangan juga ditentukan dimana kita bersekolah dan harus ranking lima besar di angkatan, walau kesempatannya lebih besar, perjuangan bersaingnya juga harus di perketat. Siap tidak siap akhirnya aku menaruh SMAN 68 MIA di pilihan pertama saat PPDB, tetap menyiapkan diri agar tidak terlalu berkeinginan masuk ke SMA favorit itu mengingat passing grade tahun lalu nemku tidak akan berhasil. Rupanya nem tahun 2018 ini memang menurun secara keseluruhan, melihat namaku hanya bergeser secara perlahan bahkan sesekali menetap dalam waktu yang lama, hingga aku berhasil diterima di SMAN 68.
Keluar dari zona nyamanku yang sering datang sekolah telambat, masih belajar dengan sesuai mood walaupun sudah disiapkan rencana jadwal belajarnya, sering mengabaikan tata tertib, merasa ciut berhadapan dengan teman-teman yang ikut bersaing, kini memaksakan diriku begitu cukup membuatku tertekan beberapa saat hingga kemudian kembali terlintas dalam benak bahwa itu pilihanku sendiri untuk menjadi lebih baik toh disamping itu semua, setidaknya aku bangga dapat bersekolah disini,
di tempat yang harus bisa kujadikan sebagai rumah keduaku.
Comments
Post a Comment